Oleh: Muhammad Zain
Pendahuluan
Sebetulnya judul yang akan dibahas cukup provokatif. Yakni, Membahas Tafsir Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Jihad, Perang, Teror. Sebab, pada hakikatnya tidak ada hubungan antara al-Qur’an dengan terorisme. al-Qur’an itu suci dan sakral. Sedang terorisme itu adalah sesuatu yang profan, terkait dengan perilaku manusia. Sama halnya dengan “tafsir al-Qur’an” yang juga profan bersumber dengan pergumulan nalar dan pemikiran manusia dengan teks al-Qur’an.
Mengenai Jihad dalam al-Qur’an, kita akan banyak menemukan terma tersebut. Hanya saja pertanyaan yang sampai kini masih hangat diperbincangkan adalah what is jihad? Apakah jihad itu sama dengan “the holy war”? ( perang suci?). Apakah jihad berkait kelindan dengan aksi-aksi “terorisme”? Atau antara jihad dengan terorisme adalah dua entitas yang sangat berbeda? Pada titik inilah arti penting diskusi kita kali ini. Oleh karenanya, paper ini hanya akan membahas petunjuk al-Qur’an mengenai jihad, dan pada bagian tertentu juga akan dibahas sejumlah hadis yang terkait dengan pokok bahasan.
Mengenai Jihad dalam al-Qur’an, kita akan banyak menemukan terma tersebut. Hanya saja pertanyaan yang sampai kini masih hangat diperbincangkan adalah what is jihad? Apakah jihad itu sama dengan “the holy war”? ( perang suci?). Apakah jihad berkait kelindan dengan aksi-aksi “terorisme”? Atau antara jihad dengan terorisme adalah dua entitas yang sangat berbeda? Pada titik inilah arti penting diskusi kita kali ini. Oleh karenanya, paper ini hanya akan membahas petunjuk al-Qur’an mengenai jihad, dan pada bagian tertentu juga akan dibahas sejumlah hadis yang terkait dengan pokok bahasan.
Sebelum melangkah pada pembahasan pokok paper ini, izinkan saya bercerita mengenai kisah inspiratif Prof. Jeffry Lang. Ia adalah seorang profesor pada Departemen Matematika pada University of Kansas, AS. Ia pada awalnya adalah seorang penganut Kristen. Ibunya juga seorang penganut Kristen yang taat. Suatu hari di hotel, ia mendengarkan azan yang sangat merdu yang menyebabkannya terpikat dengan ajaran Islam. Suara azan tersebut membuatnya bergetar. Dan setelah itu, ia mencari tahu bagaimana ajaran Islam itu. Ia dan keluarganya berkelana ke Saudi Arabiyah, negara tempat lahirnya Islam. Ia dan keluarga melaksanakan ibadah haji. Meskipun kecewa dengan perilaku kebanyakan umat Islam di sana, dan tidak sepenuhnya berkesesuaian dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw. Perjalanannya itu, ia abadikan dalam buku yang berjudul: Even Angels Ask: A Journey to Islam in America, 1997.[1]
Suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita di Swalayan. Wanita tersebut tidak diberi kesempatan untuk shalat jama’ah di mesjid. Ia juga tidak habis fikir dengan adanya mutawwa’, polisi yang mengawasi gerak-gerik orang lain. Ini sangat menggelikan, pikirnya. Apakah memang di Arab, akhlak secara individual