Senin, 25 Juni 2012

Makna Jihad

Oleh: Muhammad Zain

Pendahuluan
 
Sebetulnya judul yang akan dibahas cukup provokatif. Yakni, Membahas Tafsir Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Jihad, Perang, Teror. Sebab, pada hakikatnya tidak ada hubungan antara al-Qur’an dengan terorisme. al-Qur’an itu suci dan sakral. Sedang terorisme itu adalah sesuatu yang profan, terkait dengan perilaku manusia. Sama halnya dengan “tafsir al-Qur’an” yang juga profan bersumber dengan pergumulan nalar dan pemikiran manusia dengan teks al-Qur’an.
Mengenai Jihad dalam al-Qur’an, kita akan banyak menemukan terma tersebut. Hanya saja pertanyaan yang sampai kini masih hangat diperbincangkan adalah what is jihad?  Apakah jihad itu sama dengan “the holy war”? ( perang suci?). Apakah jihad berkait kelindan dengan aksi-aksi “terorisme”? Atau antara jihad dengan terorisme adalah dua entitas yang sangat berbeda? Pada titik inilah arti penting diskusi kita kali ini. Oleh karenanya, paper ini hanya akan membahas petunjuk al-Qur’an mengenai jihad, dan pada bagian tertentu juga akan dibahas sejumlah hadis yang terkait dengan pokok bahasan.
Sebelum melangkah pada pembahasan pokok paper ini, izinkan saya bercerita mengenai kisah inspiratif Prof. Jeffry Lang. Ia adalah seorang profesor pada Departemen Matematika pada University of Kansas, AS. Ia pada awalnya adalah seorang penganut Kristen. Ibunya juga seorang penganut Kristen yang taat. Suatu hari di hotel, ia mendengarkan azan yang sangat merdu yang menyebabkannya terpikat dengan ajaran Islam. Suara azan tersebut membuatnya bergetar. Dan setelah itu, ia mencari tahu bagaimana ajaran Islam itu. Ia dan keluarganya berkelana ke Saudi Arabiyah, negara tempat lahirnya Islam. Ia dan keluarga melaksanakan ibadah haji. Meskipun kecewa dengan perilaku kebanyakan umat Islam di sana, dan tidak sepenuhnya berkesesuaian dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi  Saw. Perjalanannya itu, ia abadikan dalam buku yang berjudul: Even Angels Ask: A Journey to Islam in America, 1997.[1]
 Suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita di Swalayan. Wanita tersebut tidak diberi kesempatan untuk shalat jama’ah di mesjid. Ia juga tidak habis fikir dengan adanya mutawwa’, polisi yang mengawasi gerak-gerik orang lain. Ini sangat menggelikan, pikirnya. Apakah memang di Arab, akhlak secara individual

Seorang Mukmin Adalah Cermin Bagi Mukmin lainnya

Oleh: Habib 'Abdullah bin Husein bin Thohir

SAUDARAKU, ketahuilah, sesungguhnya kekasih kita Rasûlullâh saw telah diberi jawâmi’ul kalim[1]. Setiap kata yang diucapkan oleh Rasûlullâh saw sarat dengan makna dan memiliki banyak pemahaman. Setiap orang memahami ucapan beliau saw sesuai dengan pemahaman dan cahaya yang diberikan Allâh kepadanya. Rasûlullâh saw bersabda:
“Seorang Mukmin adalah cermin bagi Mukmin lainnya.” (HR Abû Dâwûd)
Hadis di atas memiliki beberapa makna, di antaranya adalah:
Pertama, jika seorang Mukmin melihat berbagai akhlak mulia pada diri saudaranya, maka dia akan meneladaninya. Dan jika dia melihat berbagai sifat tercela dalam diri saudaranya, dan dia mengetahui bahwa dirinya memiliki keburukan yang sama, maka dia segera berusaha membersihkan dan menyingkirkan sifat-sifat tercela itu dari dirinya.
Kedua, ketika seorang Mukmin melihat sebuah sifat tercela pada diri saudaranya, maka dia segera memerintahkan dan meminta saudaranya itu untuk menghilangkannya. Dia menjadi cermin bagi

ABG Harus Diajak Dekati Agama, Bukan dengan “Kondomisasi”



Hidayatullah.com–- Kebijakan
Menteri Kesehatan (Menkes) Dr. Nafsiah Mboi terkait kampanye penggunaan
kondom pada kelompok seks berisiko terus mendapatkan protes dari
masyarakat. Keinginan Menkes untuk menggalakkan penggunaan kondom untuk
kelompok seks berisiko, termasuk kepada remaja dinilai justru mengajak
para remaja dan Anak Baru Gede (ABG) melakukan seks bebas.

Ace
Wiria salah satu aktivis Ummatul Muslimin (UMI) menjelaskan bahwa
gagasan Menkes tersebut justru membuka celah bagi legalisasi pelacuran.
Baginya menunda kehamilan memang diperbolehkan untuk kasus-kasus
tertentu, namun itu tidak digunakan untuk pasangan yang sudah resmi
menikah, bukan mengajarkan penggunaan tersebut kepada remaja yang masih
di luar nikah. Bagi Ace, salah satu solusi permasalahan HIV/AIDS adalah
pendekatan agama pada para remaja dan generasi muda,  agar tidak
terbiasa dengan kehidupan bebas.

“Pertama ya kita dari keluarga,
orangtua harus tidak lepas pengawasan anak-anak. Nomor satu pendidikan
akidah yang kuat di rumah, kemudian kita pilihkan lembaga-lembaga
pendidikan yang menunjang,” jelas Umahat kepada hidayatullah.com.

Karenanya,
Ace mengharap Menkese lebih mengutamakan nilai-nilai agama dalam
menyelesaikan masalah remaja dan generasi muda di Indonesia, bukan
dengan bagi-bagi kondom gratis.

Sementara itu, Hardjito Warno,
Ketua Jurnalis Islam Bersatu (JITU) juga berharap masyarakat lebih peka
dalam melihat permasalahan kondom ini. Baginya permasalahan utama bukan
pada subjektifitas dari Menkes-nya. Tapi peraturan untuk mengatur
penggunaan kondom di Indonesia dinilai tidak jelas dan lebih liberal
dari negara liberal itu sendiri.

“Ya sekarang lihat aja di
supermarket-supermarket bagaimana kondom itu dipajang bebas dietalase
kasir. Anda memberi uang 15 ribu ke anak umur 10 tahun untuk beli kondom
di situ pasti dikasih.”

Menurut Hardjito, sebelum ada gagasan
kampanye kondom dari Menkes pun, masalah kondom di Indonesia sudah
berjalan bebas mulai dari iklan-iklan yang tayang setiap waktu di TV
bahkan di sela-sela film anak-anak,” jelas wartawan Aljazeerah ini.

Hardjito
berharap masyarakat tidak menyoroti posisi Menkes, tapi gagasan
penolakan kondom ini lebih kepada penekanan terhadap pemerintah untuk
membuat aturan yang mengatur secara ketat penggunaan kondom hanya untuk
mereka yang sudah sah menjadi suami istri.

“Masalah penyakit
kelamin, HIV/AIDS dan sebagainya itu hadir karena ketidakpahamnya
masyarakat atas agama mereka sendiri. Ditambah pemerintah kita tidak
membuat aturan jelas mengenai batasan dalam penjualan kondom ini.
Harusnya yang bisa membelinya mereka yang sudah jelas sah sebagai suami
Istri dan harus ada pelarangan dan tindakan hukum jika yang membelinya
adalah orang yang belum menikah, terutama tindakan hukum kepada pihak
penjualnya juga,” ujar pria yang juga anggota Komite Solidaritas Untuk
Rakyat Palestina (KISPA) ini.*

DOA NABI KHIDIR AS (Doa Menolak Bala)




بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَّى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
دُ عَاء الفرَج لِسَيِِّدِنَا الخِضِرْ عَلَيْة السَّلاَم

اَللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِى عَظَمَتِكَ دُونَ الَلُّطَفَاءِ وَعَلوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ ، وَعَلِمْتَ مَاتَحْتَ أَرِضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ ، وَكَانَتِ وَسَاوسُ الصُّدُورِ كَاْلعَلاَ نِيَّة عِنْدَكَ ، وَعَلاَ نَّيِةُ اْلقَوْلِ كَالسِّر فِى عِلْمِكَ ، وَانْقَادَ كُلُّ شَىْءٍ لِعَظَمَتِكَ ، وَخَضَعَ كُلُّ ذِىِ سُلْطَانٍ لسُلْطَا نِكَ ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّ نْيَا والاَخِرَةِ كُلُّه بِيَدِكَ . اِجْعَلْ لِى مِنْ كُلِ هَمٍ أَصْبَحْتُ أَوْ أَمْسَيْتُ فِيهِ فَرَجَاً وَمَخرَ جَا اللَّهُمَّ إِنَّ عَفَوَكَ عَنْ ذُنُوبِى ،  وَتَجَاوْزَكَ عَنْ خَطِيتىِ ، وَسِتْرِكَ عَلَى قَبِيحِ عَمَلِى ، أَطْمَعَيِ أَنْ أَسْأ لَكَ مَالاَ أَسْتَوْ جِبُهُ مِنْكَ مِمَّا قَصَّرْتُ فِيهِ ، أَدْعُوكَ اَمِنَاً وَأَسْأَ لُكَ مُسْتَأ نِسَاً . وَإِنَّكَ الْمُحْسِنُ إِلَّيَّ ، وَأَنَا الْمُسِئُ إلَى نَفْسِيَ فِيِمَا بَيْنِي وَبَيْنَكَ ، تَتَوَدَدُ إِليَّ بِنِعْمَتِكَ وَأَتَبَغَّضُ إلَيْكَ بِالْمَعَاصِيِ وَلَكِنَّ الثَِّقَةُ بِكَ حَمَلَتْنِي علَى الْجرَاءَةِ عَلَيْكَ فَعُدْ بِفَضْلِكَ وَإحْسِانِكَ عَلَي إِنَّكَ أَنْتَ التَّوِابُ الَّرَحِيمُ وَصَلَ الله ُعَلَى سَيِدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Prospektik Tasawuf di Indonesia

K I N I
Melihat perkembangan Islam di Asia Tenggara; Indonesia, Malaysia dan lainnya sepuluh tahun belakangan, salah satu pertanda paling mencolok adalah perhatian pada tasawuf di samping segi sosial-politik Islam yang seringkali kontroversial. Kalau kita memperhatikan laporan media-massa, kita akan mendapatkan betapa sering muncul laporan mengenai perkembangan tasawuf itu, seolah-olah ada kecenderungan baru cara keberagaman masyarakat yang beralih ke cara Sufistik.
Demikian yang sedang merebak adalah sufi perkotaan. Fenomena baru itu terjadi karena makin banyak santri-santri kota yang kian gemar mempelajari agama Islam. Secara historis, aktivitas tersebut merupakan pemodernan dari gerakan tasawuf sebelumnya. Dengan kata lain, orang ingin mempelajari tasawuf secara sungguh-sungguh dan tak lagi menganggap sesuatu yang kerap dipandang sebagai kekunoan, itu sebagai kajian di luar Islam.
Sesederhana apa pun, aktivitas ketasawufan di perkotaan bisa dianggap sebagai kebangkitan tasawuf. Itu karena masyarakat jenuh pada ibadah-ibadah yang hanya mengejar legalisme dan formalisme. Ketakinginan hidup dalam kehampaan spiritual, kehilangan visi keilahian, dan kerusakan moralitas juga turut mendorong kebangkitan tasawuf di perkotaan. Namun, segala sesuatu ada sejarahnya. Tasawuf sebenarnya muncul sebagai solusi krisis. Pertamakali tasawuf muncul di dunia islam, ketika dunia Islam dilanda oleh materialisme, pada generasi tabi’in diperiode Umayah. Ketika materialisme melanda kaum muslimin di masa tabi’in, maka munculah Hasan al Basri yang menawarkan paradigma lain, lahir berikutnya al Gazali dan lain sebagainya.
Jadi setiap kali ada krisis, akan muncul sufisme. Di Indonesia juga begitu, ketika krisis melanda Indonesia 1997, maka fenomena tasawuf menjadi luar biasa, buku tasawuf dan majalah semacam Cahaya Sufi ini laku keras yang dibarengi dengan kemunculan Arifin Ilham, AA Gym, Ary Ginanjar, Amin Syukur dan masih banyak nama lain pengusung tasawuf. Semua itu berangkat dari kebutuhan psikologis secara massal.
Akan tetapi perlu ditegaskan bahwa mereka yang meminati tasawuf sekarang ini masih baru dalam kerangka

Biografi KH. Hamid Pasuruan



KYAI HAMID PASURUANKiai Hamid lahir pada tahun 1333 H (bertepatan dengan 1914 atau 1915 M) di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya di dukuh Sumurkepel, desa Sumbergirang. Sebuah pedukuhan yang terletak di tengah kota kecamatan Lasem. Begitu lahir, bayi itu diberi nama Abdul Mu’thi. Itulah nama kecil beliau hingga remaja, sebelum berganti menjadi AbdulHamid.
Abdul Mu’thi kecil biasa dipanggil “Dul” saja. Tapi, seringkali panggilan ini diplesetkan menjadi “Bedudul” karena kenakalannya.

Mu’thi memang tumbuh sebagai anak yang lincah, extrovert, dan nakal. “Nakalnya luar biasa,” tutur KH. Hasan Abdillah Glenmore, adik sepupu beliau. Tapi nakalnya Mu’thi tidak seperti anak-anak sekarang: yang sampai mabuk-mabukan atau melakukan perbuatan asusila. Nakalnya Mu’thi adalah kenakalan bocah yang masih dalam batas wajar, tapi untuk ukuran anak seorang kiai dipandang “luar biasa”. Sebab, sehari-hari dia jarang di rumah. Hobinya adalah bermain sepak bola dan layang-layang. Beliau bisa disebut bolamania alias gila sepak bola, dan ayahandanya tak bisa membendung hobi ini. Karena banyak bermain, ngajinya otomatis kurang teratur walaupun bukan ditinggalkan sama sekali. Dia mengaji kepada KH. Ma’shum (ayahanda KH. Ali Ma’shum Jogjakarta) dan KH. Baidhawi, dua “pentolan” ulama Lasem.
Kiai Hamid Pasuruan:
Kini Sulit Dicari Padanannya

Kiai Hamid lahir pada tahun 1333 H (bertepatan dengan 1914 atau 1915 M) di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya di dukuh Sumurkepel, desa Sumbergirang. Sebuah pedukuhan yang terletak di tengah kota kecamatan Lasem. Begitu lahir, bayi itu diberi nama Abdul Mu’thi. Itulah nama kecil beliau hingga remaja, sebelum berganti menjadi Abdul Hamid.
Abdul Mu’thi kecil biasa dipanggil “Dul” saja. Tapi, seringkali panggilan ini diplesetkan menjadi “Bedudul” karena kenakalannya.
Mu’thi memang tumbuh sebagai anak yang lincah, extrovert, dan nakal. “Nakalnya luar biasa,” tutur KH. Hasan Abdillah Glenmore, adik sepupu beliau. Tapi nakalnya Mu’thi tidak seperti anak-anak sekarang: yang

Kamis, 21 Juni 2012

Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad: Adab-Adab Agar Puasa Menjadi Sempurna

Dari Kitab Nashaihud-Diniyyah wal Washaayal-Imaniyyah, Karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad
iluvr[1]
Habib Abdullah Berkata,
Orang yang puasa mempunyai adab-adab yang puasanya tidak menjadi Sempurna, kecuali dengan adanya adab-adab itu. Yang terpenting darinya ialah menjaga lidahnya dari dusta dan ghibah serta membicarakan sesuatu yang tidak perlu baginya. Ia Jaga kedua mata dan telinganya dari mendengarkan dan memandang sesuatu yang tidak halal baginya serta sesuatu yang di anggap berlebihan.
Begitu pula ia jaga dirinya dari memakan makanan haram dan syubhat, khususnya ketika berbuka puasa. Ia berusaha dengan sangat hati-hati untuk tidak berbuka puasa, kecuali dengan memakan makanan halal.
Seorang ulama Salaf berkata, Apabila engkau puasa, lihatlah makanan apa yang engkau makan ketika berbuka dan di tempat siapa engkau berbuka.
Hal itu merupakan dorongan agar berhati-hati mengenai makanan untuk berbuka puasa.
Begitu pula orang yang puasa harus menjaga semua anggota tubuhnya dari perbuatan yang tidak perlu. Dengan itu puasanya menjadi Sempurna dan Bersih. Banyak orang yang puasa memayahkan dirinya dengan

Macam – Macam Hati (nasehat habib Abdullah bin Alwi Al-haddad)

Sebaik-baiknya hati adalah yang bersih suci dari keburukan, yang tunduk kepada yang haaq (kebenaran) dan petunjuk yang diliputi kebaikan. Di dalam Hadits dikatakan,
Hati itu ada 4 macam :
1. Hati yang tidak berselaput, di dalamnya terdapat pelita yang menerangi. Ini hati orang mukmin.
2. Hati yang hitam tak tentu tempatnya. Ini hati orang kafir.
3. Hati yang terbelenggu diatas kulitnya. Ini hati orang munafik.
4. Hati yang mendatar, padanya terdapat iman dan nifaq (kemunafikan).
Perumpamaan iman yang meliputinya seperti batang tumbuhan yang disirami air tawar. Sedangkan perumpamaan nifaq seperti setumpuk kudis yang diselaputi nanah dan darah busuk. Maka yang mana di antara keduanya berkuasa, kesitulah hati tertarik.
Hati yang ke-4 inilah yang terdapat pada kebanyakan kaum muslimin. Amalnya bercampur aduk sehingga keburukannya lebih banyak daripada kesempurnaannya. Dalam Hadits lain dikatakan,
“Sesungguhnya iman itu bermula muncul di dalam hati sebagai sinar putih, lalu membesar, hingga seluruh hati menjadi putih. Sedangkan nifaq itu bermula muncul di dalam hati seperti noda-noda hitam, lalu menyebar, hingga seluruh hati menjadi hitam.”
Sesungguhnya iman akan bertambah dengan cara menambah amal saleh disertai keikhlasan. Sedangkan nifaq akan bertambah dengan cara mengerjakan amal buruk, seperti meninggalkan perkara wajib dan melakukan larangan agama. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW,
“Barangsiapa melakukan dosa, maka akan tumbuh dalam hatinya setitik hitam. Jika ia bertobat, maka

Tausiyah Guru Mulia al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz ibn Syekh Abu Bakar bin Salim حفظه الله : Bagaimana Mengetuk Pintu RahmatNYA





بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله segala puji dan syukur kepada Allah Ta’ala, kita pada saat ini, saya dan kalian berkumpul dihadapan Allah Ta’ala. Kita menanti dipintu Allah Yang Maha Pemurah, Yang Maha Dermawan. Semuanya ini disebutkan dalam dakwahnya Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم, pemimpin sekalian Rasul, dengan itulah berdiri tiang-tiang kecintaan kepada Allah Ta’ala, kecintaan kepada NabiNya, kecintaan kepada orang-orang yang sholeh, para auliya` dan sholihin dan kaum mukminin.
Dan segala macam kemuliaan yang diberikan Allah Ta’ala ini kepada kita saat ini, ini adalah pemberian yang diberikan Allah Ta’ala secara percuma tanpa didahului dengan wang muka dari kita sekalian. Wahai orang-orang yang telah dimuliakan oleh Allah Ta’ala dengan beragam kemuliaan di majlis ini, yang mana saat ini kita mencari rahmat dan kurnia Allah Ta’ala dan kita telah diberikan Allah Ta’ala, maka perhatikanlah bahwa saat ini Allah sedang menilik kita sekalian.
Dan Allah Ta’ala mengetahui apa yang ada di dalam benak dan rahsia sanubari kita. Dan Allah Ta’ala mengetahui apa yang kita sembunyikan di dalam hati kita. Bagi Allah sama saja apa yang nampak kita

Benarkah Tidak Sampai Pahala Doa Dan Bacaan Al Quran Kepada Muslim yg telah meninggal dunia?

Oleh : Lutfi Latif

Dengan Nama Allah Tuhan yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Segala Pujian bagi Allah SWT wahai Tuhan Pentadbir Sekalian Alam. Selawat serta Salam ke atas Junjungan Mulia Nabi Muhammad SAW yang diutuskan oleh Allah kepada sebaik-baik umat yakni umat Muhammad SAW.
Ketika saya bermula hendak menulis perbahasan ini, hujan pun turun. Namun, tidak lebat dan tidak pula disertai petir atau guruh. Dan sebelum menulis perbahasan ini saya memohon kepada Allah SWT di dalam solat supaya mudah-mudahan saya diberi petunjuk dan semoga saya mampu menulis sesuatu yang benar.
Telah dinukilkan oleh Imam Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, tentang

Hukum Maulid Nabi menurut Habib Muhammad Bin Alwi Al Maliki Al Hasani

Pada bulan Rabiul Awwal ini kita menyaksikan di belahan dunia islam, kaum muslimin merayakan Maulid, Kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan cara dan adat yang mungkin beraneka ragam dan berbeda-beda. Tetapi tetap pada satu tujuan, yaitu memperingati kelahiran Nabi mereka dan menunjukkan rasa suka cita dan bergembira dengan kelahiran beliau Saw. Tak terkecuali di negara kita Indonesia, di kota maupun di desa masyarakat begitu antusias melakukan perayaan tersebut.
Demikian pemandangan yang kita saksikan setiap datang bulan Rabiul awwal.
Telah ratusan tahun kaum muslimin merayakan maulid Nabi Saw, Insan yang paling mereka cintai. Tetapi hingga kini masih ada saja orang yang menolaknya dengan berbagai hujjah. Diantaranya mereka mengatakan, orang-orang yang mengadakan peringatan Maulid Nabi menjadikannya sebagai ‘Id (Hari Raya) yang syar’i, seperti ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Padahal, peringatan itu, menurut mereka, bukanlah sesuatu yang berasal dari ajaran agama. Benarkah demikian? Apakah yang mereka katakan itu sesuai dengan prinsip-prinsip agama, ataukah justru sebaliknya?
Di antara ulama kenamaan di dunia yang banyak menjawab persoalan-persoalan seperti itu, yang banyak dituduhkan kepada kaum Ahlussunnah wal Jama’ah, adalah As Sayyid Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Alawi Al Maliki. Berikut ini kami nukilkan uraian dan ulasan beliau mengenai hal tersebut sebagaimana

Rabu, 20 Juni 2012

Habib Munzir Al Musawa

 

Perbanyaklah istigfar kepada Allah 


 

Balasan Allah Kepada orang yang  berinfak di jalan Allah


 

Indahnya akhlak Rasulullah

Habib Ali Al Jufri

 

al-habib ali al-jufri:bagaimanakah kamu memandang diri kamu?


Nasihat untuk para remaja


Bagaimanakah bergaul dengan orang yang menyakiti kamu?


Kisah tentang Nabi Yusuf 'alaihissalam


4 Cara brmimpi Rasulullah

Jumat, 15 Juni 2012

ceramah habib umar bin hafidz


 
Habib umar Bin Hafidz teks Indonesia

 
 
Dialog Habib Umar Dengan Syiah


 
Tausiah Habib Umar Bin Hafidz

Kamis, 14 Juni 2012

Habib Salim Assyatiri


NASAB BELIAU
Al Habib Salim Assyatiribin Al HabibAbdullah bin Umar bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Ali bin Husin bin Muhammad bin Ahmad bin Umar bin Alwi Asy-Syathiry bin Al-Fagih Ali bin Al-Qodhi Ahmad binMuhammad Asaadulloh bin Hasan At-Turobi bin Ali bin
Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah